Sunday, November 3, 2013

Mpok Nori

Mpok Nori (Hj. Nori)
Assalamualaikum. Akhirnya sempat juga menulis tentang Mpok Nori, salah satu aktris idola saya di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini. Karena kesibukan dan padatnya jadwal kuliah mengharuskan saya menunda untuk membuat postingan Mpok Nori di Blog Affandy Murad Site ini.
Awalnya, tidak ada niat sama sekali untuk menemui salah satu aktris senior ibukota yang dikenal giat melestarikan budaya Betawi ini. Namun, ketika melihat Mpok Nori yang masih sering tampil di berbagai program acara tv di Indonesia terutama di program komedi OVJ (Opera van Java) di Trans7, tiba-tiba muncul dorongan yang kuat untuk bertemu dengan Mpok Nori. Dari pengalaman inilah yang akan menjadi salah satu pengalaman ternekat yang tidak terlupakan, karena pergi hanya bermodalkan alamat yang belum spesifik, daerah sekitar Bambu Apus, Cipayung.

Kemudian saya cari berbagai informasi terkait tentang Mpok Nori yang nyentrik ini lewat internet (penelusuran melalui situs mesin pencari Google). Akan tetapi, sayang sekali informasi yang didapat sangat minim sekali, bahkan beritanya hanya seputar kegiatan dari Sanggar Tari Mpok Nori yang bernama “SI NORAY”. Selidik demi selidik akhirnya ditemukan bahwa kediaman Mpok Nori berada di wilayah kelurahan Bambu Apus, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Karena saya pikir Sanggar Tari Mpok Nori letaknya sebelahan dengan kediaman Mpok Nori. Wilayah tersebut dapat diakses dari arah Taman Mini. Sekalian saya cari referensi Angkutan Umum (Angkot) kearah wilayah tersebut dari Taman Mini. 

Akhirnya pada hari Sabtu, 3 Maret 2012 saya putuskan untuk jalan-jalan menjelajahi daerah Bambu Apus, Cipayung setelah mengikuti UTS dari kampus Gunadarma, Kalimalang. Keputusan tersebut saya ambil secara nekat, mendadak dan diwaktu yang dirasa tepat. Kebetulan juga saya naik angkot (biasanya naik motor) dan sendirian di rumah, sehingga punya waktu luang untuk berjelajah. Pada jam 10.00 WIB dari kampus, saya naik angkot M-26 lalu turun di Pangkalan Jati. Dalam hati saya berdoa agat perjalanan "nekat" ini dapat berjalan dengan lancar. Kemudian diteruskan angkot K-22 turun di pasar Pondok Gede. Lalu diteruskan lagi naik angkot KR turun di depan Mall Tamini. Saat perjalanan, memang biasa terjadi macet didaerah RS Haji Pondok Gede. Sempat timbul keraguan, tetapi saya tepis dan memastikan diri sendiri Insya Allah bisa ketemu. Selanjutnya diteruskan naik angkot menuju Bambu Apus Cipayung yaitu angkot T-21.

Akhirnya pada jam 13.00 WIB saya turun di Jalan Bambu Apus Raya depan SD Negeri Bambu Apus 02 (Supir angkot memberitahu saya bahwa SD Negeri Bambu Apus 03 berada didekat sana). Saya turun disana karena berdasarkan salah satu petunjuk dari situs berita vivanews “MPOK NORI : Kertasnya Kegedean“ menginformasikan bahwa Mpok Nori pernah mengikuti pemilu di TPS No. 12 (Sekolah SD Negeri Bambu Apus 03) yang terletak didaerah tersebut. Saya berfikir karena letak TPS itu pasti tidak jauh dari sanggar tari Mpok Nori, sehingga saya jadikan acuan. Memang terdengar aneh dan nekat menggunakan petunjuk yang masih sumir, tetapi memang begitulah adanya. Awalnya sempat gugup dan bingung juga mencari sendiri sanggar tari Mpok Nori. Akhirnya saya tanya salah satu penjaga warung didekat sana mengenai alamat Sanggar Tarinya Mpok Nori. Kemudian Ia memberitahu saya bahwa tempatnya berada di jalan Masjid Al Ikhlas. Ternyata sanggar tarinya sudah kelewat jauh dari sana. Akhirnya saya balik lagi naik T-21 dan turun ditempat yang sudah diberi tahu penjaga warung tersebut. Setelah turun, langsung saja saya bertanya-tanya mengenai alamat Sanggar Tari “SINORAY”. Rupanya masih ada yang mengetahui karena kebanyakan orang yang saya tanyai adalah orang baru disana. Memang di jalan Al Ikhlas tersebut ada sekolah SD Negeri Bambu Apus 03 yang dijadikan TPS 12, hal ini membuat saya yakin sanggar tari SINORAY Mpok Nori sudah dekat.

Di rumah Mpok Nori
Akhirnya saya coba keliling-keliling, siapa tahu ketemu. Dari masjid Al Ikhlas saya belok ke sebelah gang. Alhamdulillah, memang pada saat rejeki saya, sekitar jam 13.30 WIB saya menemukan sebuah rumah besar berpagar hijau dengan tiga buah foto Mpok Nori didepan pintu. Dan disebelahnya terpampang sebuah spanduk “Sanggar Tari Kreasi Betawi SI NORAY”. Alhamdulillah, saya tadinya mengira bahwa sanggar tari Mpok Nori pisah dari kediamannnya ternyata sanggar tarinya adalah kediamannya sendiri. Memang berandanya lumayan luas sehingga bisa dibuat untuk latihan tari.

Hanya sekedar memastikan, saya bertanya kepada warung yang terletak disebelah rumahnya. Ternyata memang itu sanggarnya yang juga merupakan kediaman Mpok Nori. Tetangga Mpok Nori ramah sekali, bahkan saya dibantu untuk masuk ke rumah Mpok Nori. Pada saat mengucapkan salam “Assalamualaikum” Ternyata yang keluar adalah salah satu saudaranya. Memang semuanya tidak selalu berjalan mulus. Saudaranya berkata bahwa Mpok Nori masih beristirahat karena kecapekan sehabis pulang syuting OVJ subuh tadi. Saat Ia bertanya kepada saya, “Mau ngapaian sama Mpok Nori ?” saya jawab saja, “Ingin wawancara sebentar saja untuk bahan postingan Blog Saya juga mau foto Bareng sama Mpok Nori”. Dari pernyataan saya ingin memastikan bahwa saya datang murni untuk kepentingan sendiri sebagai penggemarnya atau fansnya. Dia memberitahu saya agar datang lagi jam 15.00. “Biasanya die udah bangun”, tukasnya. Walaupun dirasa sangat lama, tak apa-apalah yang penting Mpok Nori ada di rumahnya. Saudaranya juga memberitahu saya bahwa saya sedang untung karena biasanya Mpok Nori sering tidak ada dirumahnya karena sibuk dengan jadwalnya yang begitu padat. 

Akhirnya saya istirahat sebentar di warung sebelah tadi dan bertanya-tanya dengan penjaga warungnya. Dari keterangannya, Mpok Nori memang sibuk sekali dengan profesinya sebagai aktris, ditambah sebagai salah satu pelestari budaya Betawi yaitu Lenong Topeng dan Tari Ja. Ia juga mengatakan bahwa Mpok Nori juga kerap datang ke warungnya untuk membeli susu. Karena terlalu gembira, saya hampir lupa untuk Shalat Dzuhur. Akhirnya saya pamit sebentar ke Masjid Al Ikhlas untuk shalat Dzuhur sambil mengucap syukur karena telah diberi kelancaran dalam mencari kediaman Mpok Nori. Setelah shalat Dzuhur, saya kembali lagi ke warung tadi dan menunggu sampai jam 15.00 WIB. 

Spanduk Sanggar Tari SINORAY
Pada jam 15.00 WIB akhirnya saya datang lagi ke rumah Mpok Nori sendirian untuk memastikan Mpok Nori sudah bisa ditemui atau belum. Kemudian saya mengucapakan salam “Assalamualaikum”. Saudaranya keluar lagi dan berkata, “Yah, Mpok Norinye masih tidur, belom bisa dibangunin”. Akhirnya Ia mempersilahkan saya masuk kedalam rumah Mpok Nori. Kemudian saya duduk diatas dipan bambu panjang didepan pintu utama rumah. Dengan jelas saya melihat spanduk Sanggar Tari Kreasi Betawi “SINORAY” dengan modelnya Hj. Mpok Nori yang sedang menari Yapong dengan pakaian khas tarinya. Dari spanduk tersebut, tertulis alamat Rumah Mpok Nori yaitu Jl. Daman 1 Rt 08 Rw 02 Kel. Bambu Apus Kec. Cipayung, Jakarta Timur.

Saat duduk saya ditanyai mengenai tujuan datang kesini dan tempat saya kuliah. Dia juga bercerita bahwa Mpok Nori saat ini sering sakit-sakitan akibat disibukkan dengan berbagai jadwal yang padat, padahal usianya sudah tua. Saya makin kagum dengan Mpok Nori. Walaupun usianya sudah tua, semangat untuk melestarikan budaya sangatlah tetap kuat. Disela-sela perbincangan  datanglah kakaknya Mpok Nori yang lupa saya tanyakan namannya.Lalu saudara yang sebelumnya pergi kedalam untuk memubuatkan minum untuk kami berdua. Kakaknya Mpok Nori memberi tahu bahwa selain saya sudah banyak mahasiswa yang berkunjung kerumahnya, selain sebagai fans seperti saya, bahkan ada yang mewawancarai Mpok Nori tentang kebudayaan Betawi. Setalah minuman teh manis hangat datang, seketika itu pula muncul anak perempuan Mpok Nori yang bernama Karmila. Sama seperti ibunya, anaknya juga sedang flu berat dikarenakan padatnya jadwal manggung lenong. Bahkan dirinya kemarin baru saja disuntik imun oleh dokter-nya tetapi tetap saja tidak mempan.

Ternyata Mpok Karmila lah yang meneruskan latihan tari topeng jika Mpok Nori sedang tidak bisa melatih. Dari Mpok Karmila pula saya mendapat informasi yang sangat menarik mengenai Mpok Nori. Ya sudah saya wawancarai saja anaknya, toh saya hanya ingin foto berdua dengan Mpok Nori. Dari ceritanya, ia menuturkan bahwa sejak kecil Mpok Nori suka menari, terutama menari topeng Betawi. Rupanya Mok Nori ini keturunan asli Betawi, bukan campuran (tidak seperti saya asal Betawi dari garis ayah saja). Dari hobinya ini, Mpokn Nori berupaya melestarikan budaya berbagai tari dari Betawi ditengah derasnya arus globalisasi yang membuat generasi muda saat ini kurang tertarik terhadap budaya tradisional, terutama pada seni tari. Mpok Karmila ini biasa melatih anak-anak sekitar sana dari berbagai umur untuk latihan menari kreasi Betawi. Tidak hanya menari, ada Belantek dan Gambang Kromong. Belantek adalah lenong yang selalu berinteraksi dengan penontonnya sehingga suasana Lenong menjadi lebih hidup. Saat ditanya kesibukannya, Ia menuturkan sering ngelenong di berbagai acara seperti di Teater dan PRJ. Dan ketika ditanya menegnai tanggal lahir Mpok Nori, Mpok Karmila berkata, "waduh, tanggal lahirnya nembak, kalo di KTP sih ditulis 10 Agustus 1939 soalnya jaman dulu gak kaya sekarang, tanggal lahir lupa dicatet jadinya dikira-kira aja". Ternyata tanggal lahir Mpok Nori itu sekitar tanggal 10 Agustus 1939, itu pun nembak. Saya pun maklum karena memang jaman dulu urusan administrasi sepele seperti itu sering diabaikan sehingga masih ada yang tanggal lahirnya belum pasti.

Ditengah-tengah percakapan, datanglah seorang perempuan yang ternyata adalah tukang urut yang akan mengurut Mpok Karmila dan Mpok Nori. "Udahan dulu ye, aye mau diurut dulu. Tunggu bentar lagi ye, paling ntar bangun kok", kata Mpok Karmila menyudahi percakapan dengan saya. Kakaknya Mpok Nori juga sempat berkata,"Besok aja lagi deh kesini lagi soalnya Mpok Nori masih capek banget. Besok juga pada latihan nari jadi pas  ada Mpok Norinya". Saya menjawab, "Gak apa-apa bu. Saya sanggup kok nunggu sampe Maghrib, lagian kalo besok udah gak ada waktu lagi bu mumupung sempet". Kakaknya Mpok Nori berkata lagi, "Ya udah deh, saya kedalem dulu ye, bantuin Mpok Nori ngurutin, kalo maun tunggu duduk disini aja". Saya berkata "Yaudah Mpok saya sholat Ashar dulu deh di Mesjid. Ntar saya kesini lagi". Kakaknya Mpok Nori mengiyakan. Akhirnya saya kembali ke mesjid Al Ikhlas untuk sholat Ashar dan Kakak Mpok Nori masuk ke dalam.
Setelah sholat Ashar saya kembali lagi ke Rumah Mpok Nori lagi untuk menunggu Mpok Nori sampai siap. Saya kemudian duduk diatas dipan bambu panjang didepan rumahnya dengan mempersiapkan HP CROSS CB 83AT dengan kemampuan 1 Mega Piksel seadanya untuk berfoto dengan sang idola nanti. Setelah lama menunggu, sekitar pukul 14.30 WIB ada seorang pria datang yang katanya datang dari Jatiwaringin bermaksud untuk menemui Mpok Nori karena ada sesuatu yang penting untuk dibicarakan. Sama seperti saya, karena Mpok Nori sedang beristirahat, Ia juga bersedia menunggu Bu Haji (sapaannya terhadap Mpok Nori) sampai Mpok Nori Siap. Ia juga bertanya pada saya "Dari mana mas ?". Saya menjawab "Dari kampus Gunadarma Kalimalang Pak. Saya kesini mau foto bareng bareng Mpok Nori, saya ngefans banget sama Mpok pak". Dia berkata, "segitunya ngefans sama  bu haji, yaudah bentar ya" Ia lalu memeriksa SMS masuk di Hpnya. Tak lama kemudia datang sekeluarga yang diketahui adalah keluarga dari keponakan Mpok Nori yang bernama Adam. Ia pun kemudian bertanya kepada saya tujuan datangh ke rumah Bu Haji dan terkejut sampai ada sebegitunya menunggu untuk berfoto dengan Mpok Nori. Kemudian terjadi percakapan antara Adam dengan pria yang sebelumnya datang lebih dulu. Rupanya mereka berencan untuk membuat album musik tradisional betawi seeprti kicir-kicir, keroncong kemayoran, jali-jali, dan sebagainya yang model video klipnya adalah Mpok Nori beserta keluarga besarnya termasuk anaknya yang bernama Karmila. Pembuatan album ini juga mendapat banyak dukungan karena banyak pihak yang mendorong agar pembuatan album ini cepat rampung atau selesai. Wow, pasti album musik tradisional Betawi ini akan terlihat menarik dan memiliki nilai instrinsik yang tinggi ditambah dengan penampilan Mpok Nori yang terbilang sepuh dalam pelestari budaya Betawi.

Akhirnya, momen yang ditunggu-tunggu datang juga. Sebelumnya, kehadiran kami di sambut oleh Karmila, kemudian menyusul Mpok Nori  yang datang dengan baju motif bunga-bunga dengan tutupan kepala berwana biru dan berkalung hitam. Wajahnya terlihat agak kecapekan. Akan tetapi, sebelum bisa foto bareng dengan Mpok Nori, Mpok Nori harus melayani kedua tamu yang lebih penting yaitu Adam dan pria tadi mengenai pembuatan album musik tradisional Betawi yang sudah dibicarakan sebelumnya. Saya sabar menunggu sampai Mpok Nori siap karena saya tidak ingin mengganggu pembicaraan penting Mpok Nori. Tak lama berselang, setelah mpok Karmila memberitahu kedatangan saya pada Mpok Nori untuk foto bareng dengannya, akhirnya Mpok Nori bersedia untuk berfoto dengan saya. Dengan kamera foto dari HP CROSS CB 83 AT yang sudah saya siapkan, saya bisa berfoto dengan Mpok Nori dengan perasaan bangga dan senang, akhirnya perjuangan saya menunggu dari jam 13.30 sampai 17.30 membuahkan hasil. Adam yang memfoto kami berdua dengan HP saya sambil berceloteh, "Bu haji foto bareng brondong nih". Sempat juga saya bertanya tentang artinya “SINORAY”. Ternyata SINORAY berasal dari nama Mpok Nori sendiri yang ditambah “A” seperti kebiasaan orang Betawi jadi NORI -> NORAI -> NORAY -> SINORAY. “Oh ternyata begitu”, jawab saya.

Setelah berfoto, Mpok Nori sempat bertanya kepada saya, "Dari mana tong?". Saya menjawab, "Dari kampus mpok". Mpok Nori bertanya lagi, "Naek apaan kesini, naek motor ye?". Saya menjawab, "Enggak mpok. Naek Angkot.". Dia bertanya lagi, "Emang kuliah dimana ?". Saya menjawab, "Di Gunadarma kalimalang sana mpok. Yaudah Mpok makasih banyak ya mpok udah mau foto bareng sama saya. Saya doakan semoga Mpok Selalu sehat dan proses pembuatan album musik tradisional Betawinya cepat kelar ya Mpok". Semua serentak menjawab "Aaaamiiiin". Sebelum saya pulang, saya bersalam-salaman kepada semua yang ada disana dan berterima kasih kepada Mpok Karmila dan kakaknya Mpok Nori yang sabar meladeni saya menunggun untuk berfoto dengan Mpok Nori. Sebelum pergi Mpok Nori sempat menasehati, "Ati-ati di jalan ya!". Saya menjawab, "Iye Mpok. Maksih banyak ya Mpok. Wassalamualaikum". Akhirnya dengan perasaan capek bercampur senang dan lega saya pulang dan naik angkot T-21 untuk pulang. Semua rasa capek dan biaya ongkos terbayarkan sudah dengan kesempatan untuk berfoto dengan salah satu aktris ibukota senior yang nyentrik dan fenomenal yaitu Mpok Nori. Akhirnya kupulang dengan kenangan ternekat dan terindah yang pernah kualami. Selesai.

Untuk foto sengaja saya tidak unggah foto saya dengan Mpok Nori dikarenakan hal privasi. Seluruh foto yang digunakan disini adalah asli dan jika ingin menggunakannya harap cantumkan sumber blog ini sebgai rasa apresiasi. Hidup Blog Beretika. Penulis mohon maaf jika ada kesalahan atau hal-hal yang kurang berkenan. Terima Kasih. Wassalamualaikum.

2 comments:

  1. maaf kak mau tanya, dirumahnya mpo nori itu sekalian ada sanggarnya atau tidak ? trimakasih :) tolong dibalas ya kak

    ReplyDelete
  2. @Dety Mutiara : Iya, sanggarnya itu halaman rumahnya kok :)

    ReplyDelete